Bacaan 210: (lagi-lagi) pacaran by Bagas Triyatmojo

This note is a copy-paste from Bagas Triyatmoko Facebook notes page, http://www.facebook.com/note.php?note_id=478465737314&id=1638377044.
I posted this note as part of ‘galau’ season atmosphere. Three of my friends wed in 4 subsequent weeks. Ow ow.
Barakallah Bang Rama dan Bang Purwo, selamat menempuh hidup baru Epit. 🙂
#galau

 

Bacaan 210 : (lagi-lagi) pacaran


Duh, kawan…

Kenapa masih sayang-sayangan?

Kenapa masih pegang-pegangan tangan?

Kenapa suka makan-makan berhadapan?

Kenapa rutin jalan-jalan berduaan?

Kenapa ga betah kalo ga telpon-telponan?

Kenapa smsan selalu nanya, udah makan?

Kenapa kamu masih pacaran, kawan??

 

Memang, aku “cuma” sahabatmu kawan. Sekalipun sahabat, tak berhak campuri hidup kalian.

Tapi kawan, jika kamu sedang berjalan ke arah jurang, bukankah menarikmu kembali adalah tugas seorang teman?

Kamu adalah sahabatku teman.

Tugasku mengingatkanmu sekiranya sedikit menyimpang.

Bukan aku merasa selamanya benar.

Pun tugas kamu adalah mengingatkanku jika ku juga menyimpang.

Memang kawan, aku cuma mengingatkan.

Aku tidak mau nanti kau mengadukanku, karena aku tak ingatkan.

Aku tak mau kau menyimpang… Tidak… Tidak selama aku tahu itu kawan.

Aku hanya mencoba ingatkan.

Bolehlah kau benci aku kawan. Tapi karena aku sayang makanya aku ingatkan.

 

Kenapa masih pacaran kawan??

Memang tak selalu aku benar.

Hhh… Berat.

Tapi memang harus dikatakan kawan.

Bagian mana dari agama ini yang membolehkan sentuhan dengan yang bukan mahramnya, kawan?

Tak hanya bersentuhan kawan, tapi berduaan, sayang-sayangan… dan…

Ah sudahlah…

 

Mengapa kamu pacaran kawan?

Mencari kecocokkan??

Tak cocok lantas dibuang?

Kecocokkan itu bukan dicari, tapi dibangun kawan.

Mengapa kamu pacaran kawan?

Takut kehilangan?

Mengapa kau takut kehilangan yang bukan milikmu kawan??

Jika bukan milikmu, maka pasti bukan milikmu.

 

Mengapa kamu pacaran kawan?

Butuh kasih sayang?

Kau sebut apa kasih sayang orang tua selama hidupmu, kawan?

Teman, tak punyakah kau teman?

 

Mengapa harus pacaran kawan??

Mengapa kau tak segera nikahi saja, biar aku di sini tak banyak komentar.

Tak cukup uang??

Mengapa kau suka mengajaknya jalan jalan dan makan makan??

 

Mengapa kamu masih pacaran kawan?

Maaf jika kau bosan.

Maaf jika hidupmu terganggu kawan.

Bisakah… Untuk bersabar, dan tidak pacaran??

Sabar, kawan…

Semua indah pada saatnya.

Pacaran terasa indah?? Sungguh, kau sedang dibuai mimpi, kawan.

 

 

*Top photo from http://pure-lovestory.com/

4 Responses to “Bacaan 210: (lagi-lagi) pacaran by Bagas Triyatmojo”

  1. akatsuki Says:

    Ijin copas donk gan.

  2. Lutfi Prayogi Says:

    @fajar: langsung dari sumber awalnya aja gan. 🙂

  3. dragontea Says:

    wow

  4. Pipit Says:

    Bagus dan menyentuh


Leave a comment